Tuesday, July 31, 2012

Sore

Terus katakan padaku untuk tetap ada saat langit menjadi buram.
Aku sungguh ingin temani kau menatap waktu yang menelanmu
Perlahan aku tau jika saja sesering mungkin aku disini
Menjaga pagi tetap pagi
Aku masih mendengar angin berdesing pilu
Mengajakku kah?

Indah sekali soremu yang agung, Tuhan
Aku tak cukup paham tentang jalanku
Tapi aku terbiasa menikmati cara Mu mengatur hidupku
Juga caraMu mengganti pagi dengan sore
Aku sedang mendengar angin menangis lembut
Memohon kah? 

Thursday, July 26, 2012

Pagi Yang Manis

Bunga-bunga tanpa mahkota bermekaran hari ini di ujung malam saat cahaya perlahan datang
Katakanlah akan jadi apa mereka nanti begitu tiba saat gugurnya, dan saat-saat sebelumnya
Sempatkan tanyamu padaku sebelum hari menjadi malam kembali
Sungguh aku tak akan ragu menjawabmu, sebab aku tegak berdiri disamping pagi.

Dendelion mungil itu bergerak kesana kemari menjawab sapamu wahai angin
Katakanlah akan kemana mereka setelah angin membawanya pergi 
Jangan ragukan aku dan tanyakan saja sebelum aku menjadi bosan 
Suatu pagi di hari nanti aku akan kembali membawa pagi yang lebih manis dari hari ini  

Friday, July 13, 2012

Tidak Bisakah Menjadi Penyelamatku Hari Ini?

Tidak bisakah menjadi penyelamatku hari ini?
Tidak bisakah sedetik saja berdiri di sini?
Tidak bisakah sebentar saja mengangkatku berdiri?
Aku sulit berpacu dengan anganmu, kawan
Aku berlari dengan satu kaki tanpa henti hanya demi mendulang hari-hari ramai yang tak pernah sampai. 

Tentang Suka

Menjelang malam. Kota ku lantas tak mati. Masih ribut rupanya. Mengganjal aku pada suatu waktu yang telah lama berlalu. Bukan tentang cinta. Ini tentang suka. Belum habis rasanya. Belum juga usai. Belum juga membuatku tenang. 

Sulitkah untuk ku mencari tau tentang apakah itu kau yang mungkin berlari dalam langkah kecilku juga dalam ironi tanpa henti juga dalam musim hujan ini juga dalam kelabu malam yang hampir datang?

Aku Ingin Kembali di Sisi Hari-Hari Lalu

Kali ini tak kan terjadi dua kali waktu-waktu tanpa denyutmu berlagu di malam-malam bisu. 
Sewaktu-waktu dedaunan juga tampak bosan berdiam pada ranting berdebu di ketinggian itu. 
Bisa saja menjangkau langit dengan tangan mu tapi pernahkah sadar itu?

Aku ingin kembali di sisi hari-hari lalu
Buat aku mencari tau tentang redup yang menjadikanku hidup 
Meninggalkan kekosongan yang tak pernah paham aku lebih dari dirimu, wahai aku 

13/07/2012 Catatan2

Sungguh aku paham tentang cinta hanya saja aku tak pernah tau apa itu benar adanya tentang tawa serta lika liku yang membuat bahagia. Setia saja pada angin yang tak juga datang meski kutunggu hingga hari jauh berlari. Tiap kali aku melihatmu, kawan, hanya ada dua pilihan menikammu atau memelukmu erat dengan tanganku. Juga pada waktu-waktu sepi tak pernah kah terpikir untuk berhenti?

Untuk sekali saja risau ku hanya ketika aku tak dapat menggenggam beribu tanya yang hingga kini belum juga sampai padamu.

Apa aku meracau? Apakah kata-kataku benar tak tersampaikan. Dengarkan saja sebentar sebab aku tak terlalu paham tentang diriku. Kala hari ini berakhir dan warna merah tiba di langit yang semu merindukanmu, Aku sungguh ingin bertanya tentang satu hal. 

Apakah kau akan bersamaku di hari-hari nanti?

13/07/2012 Catatan

Ayah dengar, tak ada waktu menjadi gusar. sedangkan nyala lampu dalam dirimu belum juga menjadi penopang nyawaku. taukah ada yang salah di setiap saat aku menarikmu dari gempita pagi yang tak kunjung usai?

Ibu lihat, disini aku saat ini menjawab tanyamu yang pekat penuh ilusi masa lalu. tiada yang pernah menjenguk damai hati ini seperti kau dulu. belum lagi kaki ini ingin terus berlari mengejar angan dengan tanpa hari untuk berhenti. 

Jadi dimana aku bisa menjadi diriku sepenuhnya jika tampaknya hari terlalu keras untuk bertahan dalam diam yang terang ?
Jadi bagaimana aku bisa sepenuhnya menjawab setiap nafas yang datang silih berganti tanpa tau apa aku benar-benar ingin itu

Sekali dua kali aku pernah berpikir untuk berhenti selamanya, tapi Tuhan itu memang pemandu sejatiku sebab suatu waktu aku paham bahwa aku ada dan memang aku benar-benar ada. 

Belum

Belum
Belum terdesak memanggilmu, aku belum sempat
Belum terpaksa menarikmu, aku belum punya waktu 
Belum ingin pergi dari sini, aku belum punya tempat berkunjung
Belum pasti aku kembali, hanya jika aku pergi
Belum tau aku berani, atau aku tak tau apa aku berani
Belum pasti siapa aku, aku belum mencari tau 


Setujukah jika aku yang belum pasti ini menjawab mu kala langit belum mau menjadi warna redup yang menusukku? 
Atau jika belum pasti ini bisa membuat kau kembali mencari arti sepi denganku walau tampak waktu seiring jalan denganmu? 
Pergilah dan tunjuk aku dengan raga yang siap mati untuk membawa mereka ataupun aku kembali
Jika pada waktu lalu aku mendengarmu mendekap nyawa-nyawa angin sepi tanpa bimbang lagi di hati, sampaikan salamku pada hari yang tak mungkin kembali

13/07/2012 Untuk apa?

Bunga-bunga mawar melamun kala tengah hari belum sampai. Ada berapa awan melagu ragu dan bimbang. Untuk apa angin menyapu aku yang masih jauh beradu?


Tak apa yang dulu biar saja mati berlalu. Sekarang ini saat kelam mendongeng malam. Untuk apa angin menyapu aku yang masih jauh beradu?

03/07/2012 Masih Menikmati Langit Yang Pudar

Pohon tegak berdiri. Angin tak kunjung padamkan aku. Hujan belum Berlari. Burung-burung masih meragu waktu. Aku tak kenal kau sejak dulu. Sampai ada hari di tiap kali pagi berdegup. Kala itu kawanku belum datang. Masih menikmati langit yang pudar. 


Aku kenal kau hingga kini. Kau menjamu aku dengan hujan tahun lalu. Tapi kawanku belum juga datang. Kau belum juga datang. Masih menikmati langit yang pudar

13/07/2012

Ku letakkan dua tanganku pada malam yang sempurna
Tidak untuk menggenggam tanganmu wahai anginku yang lelah
Hanya karna takut tak ada yang lebih sempurna dari malam ini
Untuk menyerah dan pergi




Monday, July 9, 2012

Aku Tersadar Suatu Waktu Denganmu Menunggu

Aku tersadar suatu waktu denganmu menunggu


Bukan dengan angan kosong 
Bukan dengan hari terik yang seringkali datang akhir-akhir ini 
Bukan dengan wajahmu yang tampak menyerah 
Bukan dengan dirimu yang tak kunjung datang padaku 
Bukan dengan rindu yang hingga jemu di sisiku 
Bukan 
Bukan dengan itu 


Aku tersadar suatu waktu denganmu menunggu 

Hari ini

Warna langit pagi ini tak terlalu cerah tampaknya
Hingga terang tersadar sepenuhnya aku belum sanggup menatapmu lama


Akankah kita bertemu hari ini wahai anginku yang lelah?
Mengisi kelamku dengan senyummu sebelum aku beranjak dari warna langit yang semu 

Saturday, July 7, 2012

Bisa Saja Aku Tak Mendapatimu Di Sini Dulu

Pada suatu hari yang sama saja seperti hari lainnya
Angin kadang berhembus kadang tidak
Memangku aku yang belum juga terbangun
Dari ribuan waktu-waktu beku
Dulu menghujan
Deras
Aku kadang ingin bergerak
Pergi
Namun kala belum juga sampai

Benar
Bisa saja aku tak mendapatimu di tempat itu
Angin kali itu berhembus tenang
Mendera aku yang baru saja terbangun
Dari jutaan hari-hari baru
Sekarang menerpaku
Deras
Aku tak ingin bergerak
menjauh
Namun kala belum juga sampai

Kenapa Sulit Sekali Membicarakanmu?

Aku yang sekarang ini baru tau
Karena aku terlibat terlalu jauh 
Pada malam-malam yang tak pernah adil bagiku 
Tujuanku melunak menjadi kabut
Sedang pikiranku semakin tak jelas 


Terpujikah jika aku yang menjadi bosan?
Sebab cara-cara malam semakin membuatku kacau 
Kenapa sulit sekali mencari tau
Apakah sesegera mungkin caramu menjadikanku paham tentang caraku?


Jika suatu pagi atau suatu waktu aku berhenti dan pergi 
Adakalanya yang bosan bukanlah aku seperti pada awalnya
Cara-cara malam, pada suatu hari akan membuatku tak kan meracau lagi 
Sebab aku dan malam ini akan berhenti membicarakanmu lagi 

Tuesday, July 3, 2012

Kalah

Sang raja mengalah 
Sejenak pergi mengelabui waktu 
Namun jelas ia akan datang kembali 
Menggetarkan ragaku yang hampir mati 


Memang benar hari ini sepi 
Aku tak bisa bergerak lebih cepat lagi 

2012

Aku akan membiarkan dunia menunjukan tanda-tandanya dan mengarahkanku ketempat yang sepatutnya 
Supaya aku bisa berjalan dengan lebih tenang 
Memang benar arahku kadang harus kabur 
Lalu aku akan belajar berjalan mencari cahaya dalam kebingungan 

Sebab kau tau aku kacau

Maaf, aku belum sempat menjalin cintaku 
Yang telah menyelamatkan rancu dan ragu dari belenggu kenyamanan
Tersiksa oleh suara-suara yang diam 
Aku tak bisa terpaku begini 
Sebab hari terlanjur malam 


Berisik-berisik bunyi yang lebih hidup dari hidup ku 
Dengar suara dari sisi mana, ini dan disini dan ditempat semula lebih aman dari apapun
Lalu aku lama disana 


Tak, Aku tak bisa bandingkan 
Sebab kau tau aku kacau 


Aku debu yang pergi kemanapun 
Mencari waktu-waktu sepi untuk sekedar menyendiri 
Tapi hidup itu memang sakti, 
Sebab seringkali kepala ini mengajakku berjanji sampai mati,
Sampai sepi tak lagi menjadi, 
Lalu itu bukan kawanku lagi 


Aku sepi, sebab sekali ini saja aku pernah meminta jangan pernah pergi, 
Tapi hidup itu memang ajaib, 
Sebab lagi-lagi aku berapi-api berjanji untuk tetap menjadi sepi 


Tak, aku tak bisa lagi
Sebab kau tau aku kacau 

2012

Membagi aku atau membagi hal-hal tentang aku tampaknya akan menjadi langkah-langkah yang sangat panjang untukmu 

Jangan Tanya

Jangan lagi tanya tentang suka atau tidak suka 
Aku belum punya kaki untuk mendekat 
Aku tak punya nyali untuk berjalan sendiri 
Aku tak punya kata untuk diucapkan 
Aku benar-benar tak pernah mendatangi siapapun 

Reduplah Aku Yang Setia Menjadi Ragu

Reduplah aku yang setia menjadi ragu 
Kebebasanku akan berlalu 
Menekan lebih dalam 
Pada langkahku yang dangkal 

Tak bisa disentuh atau menyentuh 
Tak bisa digenggam atau menggenggam 
Aku rancu pada suatu pagi 
Yang datang untuk kesekian kali 

Lepaskan aku pada simpul yang resah 
Aku terlanjur tenggelam kali ini 
Jemariku akan tetap setia 
Menunggu untuk digenggam