Saturday, September 20, 2014

September 2014

Aku mengalah pada kejeniusan kanvas usang
Meratapi gelap yang sempurna 
Juga risau ku akan kematian
Juga rasa takut
Apalagi kebodohanku terbaca olehmu


Kertas Terbakar

Aku merasa sedih dari waktu ke waktu
Terdesak untuk kembali dalam kebekuan
Bersama cinta yang dingin
Dengan buku tua yang berdebu
Setelan jas kusam
Sudut kamar tanpa penghangat
Serta kertas-kertas yang berserakan
Di suatu sore yang pelan-pelan menjadi malam

Aku merasakan dingin yang dalam
Terdesak untuk kembali dalam kebekuan
Bersama cinta yang dingin
Dengan buku tua yang kau pinjamkan
Setelan jas khayalan
Sudut kamar tanpa dirimu
Serta kertas-kertas yang terbakar

Tuesday, July 31, 2012

Sore

Terus katakan padaku untuk tetap ada saat langit menjadi buram.
Aku sungguh ingin temani kau menatap waktu yang menelanmu
Perlahan aku tau jika saja sesering mungkin aku disini
Menjaga pagi tetap pagi
Aku masih mendengar angin berdesing pilu
Mengajakku kah?

Indah sekali soremu yang agung, Tuhan
Aku tak cukup paham tentang jalanku
Tapi aku terbiasa menikmati cara Mu mengatur hidupku
Juga caraMu mengganti pagi dengan sore
Aku sedang mendengar angin menangis lembut
Memohon kah? 

Thursday, July 26, 2012

Pagi Yang Manis

Bunga-bunga tanpa mahkota bermekaran hari ini di ujung malam saat cahaya perlahan datang
Katakanlah akan jadi apa mereka nanti begitu tiba saat gugurnya, dan saat-saat sebelumnya
Sempatkan tanyamu padaku sebelum hari menjadi malam kembali
Sungguh aku tak akan ragu menjawabmu, sebab aku tegak berdiri disamping pagi.

Dendelion mungil itu bergerak kesana kemari menjawab sapamu wahai angin
Katakanlah akan kemana mereka setelah angin membawanya pergi 
Jangan ragukan aku dan tanyakan saja sebelum aku menjadi bosan 
Suatu pagi di hari nanti aku akan kembali membawa pagi yang lebih manis dari hari ini  

Friday, July 13, 2012

Tidak Bisakah Menjadi Penyelamatku Hari Ini?

Tidak bisakah menjadi penyelamatku hari ini?
Tidak bisakah sedetik saja berdiri di sini?
Tidak bisakah sebentar saja mengangkatku berdiri?
Aku sulit berpacu dengan anganmu, kawan
Aku berlari dengan satu kaki tanpa henti hanya demi mendulang hari-hari ramai yang tak pernah sampai. 

Tentang Suka

Menjelang malam. Kota ku lantas tak mati. Masih ribut rupanya. Mengganjal aku pada suatu waktu yang telah lama berlalu. Bukan tentang cinta. Ini tentang suka. Belum habis rasanya. Belum juga usai. Belum juga membuatku tenang. 

Sulitkah untuk ku mencari tau tentang apakah itu kau yang mungkin berlari dalam langkah kecilku juga dalam ironi tanpa henti juga dalam musim hujan ini juga dalam kelabu malam yang hampir datang?

Aku Ingin Kembali di Sisi Hari-Hari Lalu

Kali ini tak kan terjadi dua kali waktu-waktu tanpa denyutmu berlagu di malam-malam bisu. 
Sewaktu-waktu dedaunan juga tampak bosan berdiam pada ranting berdebu di ketinggian itu. 
Bisa saja menjangkau langit dengan tangan mu tapi pernahkah sadar itu?

Aku ingin kembali di sisi hari-hari lalu
Buat aku mencari tau tentang redup yang menjadikanku hidup 
Meninggalkan kekosongan yang tak pernah paham aku lebih dari dirimu, wahai aku